WASPADAI KANKER SERVIKS DAN KANKER PAYUDARA DENGAN DETEKSI DINI SECARA BERKALA
dr. Ni Nyoman Indrawati, MM
KKP Kelas I Denpasar
Kanker serviks dan kanker payudara merupakan penyumbang terbanyak penyebab kematian perempuan di Indonesia. Berdasarkan laporan Global Burden of Cancer Study (Globocan) dari World Health Organization (WHO), jumlah kematian akibat kanker di Indonesia mencapai 234.511 orang pada tahun 2022. Ditinjau dari jenisnya, kasus kematian pada kanker payudara sebanyak 22.430 kasus (9,6%) dan kanker serviks sebanyak 21.003 kasus (9%).
Meskipun kanker merupakan penyakit yang tidak
diketahui penyebabnya secara pasti, namun secara garis besar dipengaruhi oleh 2
faktor, yaitu:
- Faktor
Risiko yang tidak dapat dikendalikan, antara lain umur, riwayat keluarga,
faktor genetik
- Faktor Risiko yang dapat dikendalikan, antara lain merokok/terkena paparan asap rokok, konsumsi alkohol, paparan sinar ultraviolet pada kulit, obesitas dan diet tidak sehat, kurang aktivitas fisik, hormone replacement therapy
Para ahli memperkirakan bahwa 40% kanker dapat
dicegah dengan mengurangi faktor risiko terjadinya kanker tersebut. Upaya
pencegahan kanker payudara dan kanker serviks antara lain:
- Pola hidup
sehat dengan CERDIK
C : Cek
kesehatan secara teratur
E : Enyahkan asap rokok
R : Rajin aktivitas fisik
D : Diet sehat dengan kalori seimbang
I : Istirahat cukup
K : Kelola stress
- Cegah kanker
dengan melakukan deteksi dini
a.
Deteksi dini kanker serviks
dilakukan dengan metode IVA (Inspeksi Visual dengan Asam asetat) atau dengan
pemeriksaan Pap Smear
Perempuan yang
menginjak usia 21 tahun dengan aktivitas seksual aktif, dianjurkan mulai rutin
untuk melakukan deteksi dini kanker serviks. perlu diingat bahwa pemeriksaan
ini hanya dilakukan pada perempuan yang sudah pernah melakukan hubungan
seksual.
Agar hasil
pemeriksaan akurat, pemeriksaan IVA dan Pap Smear dilakukan dengan persyaratan:
● Tidak sedang haid, sebaiknya beberapa hari setelah atau sebelum
menstruasi
● Tidak berhubungan intim atau mencuci vagina dengan pembersih khusus vagina selama 2-3 hari sebelum pemeriksaan
b.
Deteksi dini kanker payudara
dilakukan dengan beberapa cara yaitu:
1. Periksa Payudara Sendiri (SADARI)
● Pemeriksaan dilakukan 7-10 hari setelah menstruasi dimulai, dan pada
perempuan yang sudah menopause dapat dilakukan kapan saja
● dilakukan setiap satu bulan sekali
● meliputi melihat, meraba dan pijat puting susu sendiri
Jika saat SADARI, ditemukan benjolan atau perubahan bentuk pada payudara yang sebelumnya tidak ada, maka segera periksa diri ke dokter, karena kemungkinan benjolan tersebut merupakan suatu tumor.
2. Pemeriksaan Payudara Klinik (SADANIS) oleh petugas kesehatan terlatih
di Fasilitas kesehatan
● untuk usia <40 tahun dilakukan tiap 2-3 tahun sekali
● untuk usia >40 tahun dilakukan tiap 1-2 tahun sekali
3. Mammografi
● untuk perempuan usia diatas 40 tahun
● dapat digabung dengan ultrasonografi